Monday, June 24, 2019

RSUD CIBABAT, Awalnya Klinik Kesehatan di Zaman Jepang

MUNGKIN RSUD Cibabat adalah rumah sakit yang paling sering gontaganti letak gerbang masuk.  Dulu sih jalan cuma satu, ya di tengah. Belakangan diganti jadi kirikanan. Lalu ganti ke tengah lagi. Sekarang sudah permanen, masuk dari gerbang kiri, keluar dari gerbang kanan. Bekas gerbang tengah dijadikan taman dan tempat plang nama RSUD Cibabat.



Ya katanya sih buat pengembangan RSUD. Tapi pengembangan ini membuat hilang salah satu ciri khas dari RS Cibabat. Apa itu? Pohon Pinus (Pinus merkusi). Dulu di bagian depan RSUD ini terbentang taman yang penuh pohon pinus berumur puluhan tahun. Tinggi besar menjulang ke langit. Oleh anak2 cibabat, suka dijuluki Si Raja Langlayangan. Karena pohon pinus penuh oleh layang-layang yang nyangkut.


Dulu, diantara pohon-pohon pinus itulah mimin dan anak-anak Sukajaya, termasuk Asisten Perekonomian Pemkot Cimahi Dikdik S Nugrahawan, bermain sepak bola. Rumputnya yang subur sangat genaheun untuk nyleding. 2 pohon pinus jadi tiang gawang di sebelah kulon dan wetan. Menggocek bola diantara pohon pinus yang menjelma jadi pemain sayap dan tengah.


RS Cibabat juga jadi saksi anak-anak pemberani yang mencari jangkrik pada malam hari di dekat kamar mayat. Biasanya di jalan banyak jangkrik conat dan bike, tapi di dekat kamar mayat selalu ada Jangkrik Kalung. 


RSUD Cibabat sendiri punya sejarah yg panjang juga. Sebelum tajun 1940-an, RS Cibabat ini dipakai sbg rumah dinas orang Belanda, yaitu Tuan Rydee, Kepala GBO (Hebe kata orang sunda mah. GBO itu PLN jaman breto).


Jaman Jepang, bangunan dipakai untuk klinik kesehatan. Pengelolaan klinik diserahkan kepada Prpf RH Moechamadsyah Sastrawinangoen DSOG. Beliau sebelumnya buka klinik di Jl Kaum Kaler Cimahi.



Masa revolusi, klinik kesehatan ini berfungsi juga sbg Markas BKR dan Balai Pengobatan bagi tahanan perang dan masyarakat sekitar.


Tahun 1947, masa pengungsian, Pak RH Moechamadsyah pindah tugas jadi Kepala Kesehatan Priangan Timur di Tasikmalaya. Klinik kesehatan Tjimahi dikelola oleh dr Supardan. Fungsinya bertambah lagi sebagai kantpr PMI.


Tahun 1949, pemerintah meningkatkan status klinik jadi RS Pembantu Cibabat yang dikelola oleh Mayor dr Vogelsang.


Tahun 1950, RS Pembantu Cibabat dikepalai oleh dr Sanitioso. Kita tahu rumah dan tempat praktek dr Sanitioso yg pernah dipakai sebagai markas Polisi Istimewa saat ini sudah rata dengan tanah dijadikan tempat parkir BJB JalanAmir Machmud seberang Prapatan Cihanjuang.



Tahun1973, dr Sanitioso diganti oleh dr Abikusna, waktu itu kadinkes KabBandung. Status RS Pembantu meningkat jadi RS Umum Kelas D.


Tahun 1978-1984, direktur RSU Cibabat djjabat oleh dr Nina Sekartina. 1985, dr Umbaran Tisnamihardja jadi Direktur RSU Cibabat sampai 1995. Tahun 1987, status RSU Cibabat naik jadi Kelas C.



Tahun 1995-1999, Direktur RSU Cibabat dijabat dr H Idik Djumhali MARS.




Tahun 2000, jabatan Direktur RSU Cibabat dijabat dr H Hanny Ronosulistyo SpOG. Itu loh dokter yang ngasuh acara Buka Pintu di Radio Mara, acara soal masalah seks. 



Tahun 2007 sampai 2010, Dirut RSUD Cibabat dipegang dr Erli Suparli Adiwikarta MM.

Selanjutnya dr Endang K Wardani menjabat mulai 2010 sd 2012. Lalu kembali dijabat dr 
Erli. 


Sejak 2016, dr Trias Nugrahadi menjabat Dirut RSUD Cibabat sampai sekarang. 

(*)

Thursday, February 21, 2019

KOLMAS

ADA yang enggak tahu nama Kolmas? Orang Cimahi mah pasti tau atuh nama Kolmas. Nama sebuah jalan yang membentang dari Cimahi hingga ke Baru Ajak Lembang Orang Jakarta saja, tahu jalan ini sebagai jalan alternatif ke Lembang. Ketenaran nama jalan ini setara lah dengan Jalan Gatsu, Jalan Otista, Jalan Sudirman di Bandung.



Saking legendarisnya, banyak orang menyangka Kolmas itu benar-benar nama. Padahal Kolmas adalah singkatan dari Kolonel Masturi. Ya Kolonel Masturi, atau lengkapnya Kolonel Anumerta R Masturi Purwasuganda diabadikan sebagai nama jalan. 

Pak Masturi lahir di Bandung, 14 Maret 1925. Bagaimana kiprahnya di masa kemerdekaan, tidak banyak orang yang tahu. Informasi yang diketahui, hanyalah bahwa Masturi pernah menjabat sebagai Bupati Bandung 1967-1969. Masturi menggantikan bupati R Memed Ardiwilaga. 

Saat diangkat jadi Bupati, pangkat Pak Masturi ini masih mayor.Masa jabatannya singkat, 2 tahun. Karena keburu meninggal pada 4 Juli 1969. Tugas Pak Masturi ketika itu tak ringan. Indonesia baru diguncang pemberontakan G 30S/PKI. Sisa-sisa kekuatan PKI masih ada di pelosok-pelosok. 

Akhir 1967 di Pangalengan, muncul gerombol sisa-sisa PKI. Gerombolan ini bermarkas di Gunung Kencana dan  bergerilya di Perkebunan Srikandi. Kekuatan gerombolan ini hanya 27 orang, terdiri atas warga keturunan Tiongkok dan menamakan diri Tentara Pembebas Republik Indonesia (TPRI). Tapi berkat kerja sama ABRI dan masyarakat, TPRI berhasil ditangkap. 

Di masa Bupati Masturi, Pemkab Bandung melaksanakan program kerja yang disebut Repeh Rapih Kertaraharja. Repeh Rapih Kertaraharja adalah semboyan Kabupaten Bandung yang dimaksudkan untuk mengusahakan memenuhi hajat hidup rakyat banyak mengangkat sembilan bahan pokok (sembako), terutama beras yang pada waktu itu sebelumnya mengalami krisis dan mengembalikan ketertiban serta keamanan masyarakat yang telah terganggu akibat terjadinya peristiwa G30S/PKI. 

Saat pemerintahannya, Masturi merombak organisasi Pemda Kabupaten Bandung. Repelita (rencana pembangunan lima tahun) mulai dikerjakan pada 1 April 1969 sesuai jadwal. Baru saja Repelita dilaksanakan selama 2 bulan, Masturi meninggal dunia pada Jumat 4 Juli 1969 setelah menjabat Bupati Bandung selama 2 tahun 4 Bulan. 

Untuk menghargai jasa-jasanya terutama dalam hal pembinaan Orde Baru, pencegahan munculnya kembali sisa-sisa G30S/PKI, mewujudkan situasi dan kondisi yang cocok untuk memenuhi pembangunan serta menyusun Repelita Kabupaten Bandung, DPRDGR Kabupaten Bandung memutuskan untuk memberi gelar "Pahlawan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung" bagi Kolonel Anumerta Masturi.



Mungkin belum tahu juga, kalau Kolmas itu adalah ayahanda BuAtty Suharti, Wali Kota Cimahi periode 2012-2017. Juga ayahnya Pak Wildan Masturi (alm), pernah jadi Kadis Pertambangan di Pemkab Bandung. Pak Masturi dimakamkan di TMP Cikutra Bandung. (*)