Oleh Kang Mac
PEMERINTAH Kolonial Belanda benar-benar
mempersiapkan kehadiran garnizun Cimahi secara matang. Semua urusan dan
kebutuhan permiliteran disiapkan sedemikian rupa agar tidak menjadi
kendala bagi pasukan KL dan KNIL.
Salah satu kesatuan yang berbasis
di Cimahi adalah Artileri. Markas besarnya adalah Depot Mobile
Artillerie (DMA). Lokasi DMA adalah yang kini ditempati Pusdik Armed
Baros.
Nah pada peta Tjimahi tahun 1940 ini ada sebuah tempat bernama Hoefsmidschool. Saya penasaran apa Hoefmidschool itu. Ternyata itu adalah Sekolah Ladam Kuda alias Sakola Tukang Kuda.
Lokasinya kini ada di Jalan Terusan Tol Baros (HMS Mintaredja). Namun
bangunannya tinggal sebagian, karena tergerus jalan terusan tol
tersebut. Kini bangunan itu dipakai markas Zeni Bangunan Kodam III
Siliwangi.
Sekolah ini dibutuhkan oleh pasukan Kavaleri dan
Artileri sekaligus. Mengapa? Kavaleri tentu sudah jelas karena urusannya
dengan perkudaan. Nah Artileri pun membutuhkan tukang ngurus kuda ini,
karena DMA memakai meriam-meriam gunung yang berat banget yang ditarik
oleh kuda. Kuda-kuda itu dikandangkan di Istal-istal kuda di kompleks
Basis.
Tahun 1936, Direktur Hoefsmidschool ini adalah seorang
militaire Paardenarts (dokter hewan militer bagian kuda), yaitu J. R. G.
la Bastide. Sedangkan pada tahun 1939, la Bastide diganti oleh Jhr. Dr.
W. Strick van Linschoten. (*)