Friday, January 13, 2017

TUAN WOUTERS

Oleh Kang Mac
 
MINGGU kemarin, ayah saya berkunjung ke rumah. Seperti biasa, mampir sebentar setelah jalan sehat di Brigif. Selalu jalan kaki dari Cigugur menuju arah mana pun. Dalam setiap obrolan kami, tentu saja cerita-cerita tentang Tjimahi masa silam selalu diperbincangkan.
 

Bapak saya bukan orang asli Tjimahi. Ia datang dari Tasikmalaya pada tahun 1955-an, untuk menjadi santri di Pesantren Hegarmanah dan madrasah ustad Ingin di Sentral Cibabat. Usianya kini sudah 71 tahun. Itu berdasarkan KTP. Padahal ia masih ingat waktu Jepang datang ke Tasikmalaya. Itu berarti, bapak saya lahir sebelum 1942 dan usianya sangat mungkin lebih dari usia di KTP.

Obrolan kemarin mengupas soal kondisi Tjibabat, khususnya Sukajaya. Bapak saya bercerita, bahwa rumah besar dan tua di belakang Yogya Dept Store Cibabat yang ditinggali Tante Mumu itu dulunya ditinggali Tuan Wouters, seorang pengusaha peternakan.
 

Sukajaya kata bapak saya, dulunya hamparan kebun rumput untuk memasok pakan ternak sapi dan babi milik Tuan Wouters. Sementara di sebelah utaranya, tepat di belakang RS Cibabat adalah kebun jeruk. 

Sayangnya tidak ada keturunan tuan Wouters yang tinggal di Cimahi setelah tahun 60-an. Semua meninggalkan Indonesia, kembali ke tanah leluhur mereka, Belanda. Tante Mumu mendapatkan rumah peninggalan Tuan Wouters itu dari proses jual beli.
 

Penasaran dengan nama Wouters, saya mencari-cari di buku telepon jaman Belanda. Voila! Eh Eureka. Ternyata ada nama JH Wouters beralamat di Tjibabat. Dan persis, dia seorang pengusaha peternakan susu dan juga budidaya bunga.
 

Di buku telepon itu juga tertulis nama pengusaha peternakan sapi lainnya di Cimahi, yaitu J Timmermans Veldizcht. Tapi tidak tahu, lokasi peternakannya di sebelah mana. Dan tentu saja tercatat nama pengusaha besar peternakan sapi di Lembang, PA Ursone, pemasok susu ke BMC dan seantero Bandung. (*)

No comments:

Post a Comment